Sabtu, 17 April 2010

Gandrung Banyuwangi2


 Pencipta Gandrung
Tidak diketahui siapa pencipta tari Gandrung ini tapi pelopor adanya tari Gandrung adalah Semi.Semi menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973).Ibu Semi (Nyi Midah) nazar jika Semi sembuh dari sakitnya maka ia akan dijadikan penari Seblang. Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung

Diantara kesenian khas Jawa Timur ada satu lagi tari tradisional yang penuh nuansa mistis.Ternyata tidak cuma Reog Ponorogo yang dalam pagelarannya harus menggerahkan kekuatan gaib.Termasuk tarian Gandrung asal Banyuwangi.Konon para penarinya terikat oleh aturan magis.
Dibalik gemerlap pagelaran tari Gandrung yang dibawakan wanita-wanita bertubuh sintal dan langsing, ada prosesi magis yang harus dilakukan oleh setiap penari sebelum memulai pertunjukan. Ritual khusus bernuansa magis itu sebagai persiapan penari agar dapat tampil menarik dan simpatik.Sebab, penari Gandrung bukan sekedar ingin dapat memuaskan penonton, di samping itu juga berharap dapat uang tip dari orang-orang yang simpati padanya.
Ada beberapa persyaratan khusus bagi seorang penari Gandrung sebelum naik ke pentas. Pertama, adalah dalam soal merias, sang penari harus melakukannya sendiri tanpa bantuan petugas rias. Karena itu sebagai syarat utama seorang penari Gandrung yang sudah profesional, dia harus bisa menata diri sendiri, terutama memoles wajah agar dapat tampil sedemikian menarik.
Alat make-up yang digunakan tidak sembarangan, sebelum digunakan harus diberi mantera agar dapat membuat penari lebih percaya diri saat berada di atas panggung, dan penonton yang melihatnya akan terpesona setelah melihat wajah si penari. Prosesi ini memang cukupmemakan waktu, di samping persiapan khusus yang harus dilakukan para penari.
Kadang dari persiapan ini saja, rombongan penari sebelum tampil harus merogoh kocek hingga ratusan ribu hanya untuk bisa tampil memukau penonton.Sebab selain itu masih ada persyaratan lainnya, yakni disediakannya sesaji yang terdiri dari kelapa, pisang, beras, gula, ayam dan alat kinang lengkap. Semua perlengkapan tersebut kemudian diletakkan di kamar penari rias dan tempat yang tidak jauh dari penabuh gong.

Tata cara persiapan lainnya, penari saat akan mengenakan kuluk (mahkota) maka terlebih dahulu membaca sebuah mantera sesuai dengan keinginannya. Itu dengan pantangan kuluk yang sudah dipakai tidak boleh dilepaskan hingga pementasan berakhir.
Mitos cara mengenakan kuluk tersebut sangat disakralkan lantaran berkaitan langsung dengan kejadian yang akan menimpa penari. Karena itu kuluk harus dirawat dengan benar dan diletakkan di tempat yang aman. Sebab, jika ada kejadian seperti kuluk terjatuh atau terlepas sebelum pagelaran berakhir akan berakibat pada penari yang mengalami musibah.
Paling tidak selama menjadi penari dalam satu pagelaran penari Gandrung harus siap selama 24 jam penuh.Pasalnya, rangkaian dari ritual mulai dari prosesi persiapan hingga akhir pagelaran mereka tidak boleh melepas pakaian khasnya sebelum dibacakan mantera dari “guru” atau orang yang dianggapnya lebih pintar.
Karena itu untuk menjaga agar selama pagelaran penari tidak terganggu oleh urusan lain, semisalkan ingin buang hajat atau dirasuki rasa kantuk, mereka biasanya sudah memiliki amalan masing-masing yang diberikan oleh gurunya. Amalan tersebut akan dibaca sebelum penari naik ke pentas dan sesudah pertunjukan..Selain penari, di dalam pagelaran harus ada alat musikpengiring tarian yang terdiri dari;
Gendang :Terdiri dari sebuah atau dua buah kendang dengan seorang pemukul kendang. Peralatan kendang semacam peralatan pokok yang mampu menyatu ritme serta tempo penampilanya di samping memberikan keharmonisan penari itu sendiri dengan seorang pengendang.
Kenong :Dengan penabuh yang biasa disebut kethuk. Penampilan kethuk ini menambah manisnya irama gending yang dibawakannya.
Kluncing :Seorang penabuh kluncing mempunyai peran rangkap. Di samping penabuh peralatan juga berfungsi sebagai pengundang atau pembimbing Gandrung dalam penampilannya.
Gong :Seorang penabuh gong dan kempul sebagai pemanis suara indah pada akhir suatu gending. Kelima peralatan musik Gandrung itu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Satu peralatan saja yang tidak ditemui dalam penyajiannya, bukan lagi Gandrung namanya, ciri khas ketradisionalannya  menjadi hilang. Karena itu empatalat musik tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh .
Selain diatas, sebuah kesenian bisa disebut  Gandrung apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:                                                       1.Ada dua, tiga atau empat penari yang sekaligus penyanyi Gandrung (untuk saat sekarang), jika dulu cukup seorang saja;
2.Grup itu harus memahami pakem (aturan baku) berupa Jejer, Paju, dan Seblang-seblang;
3.Seorang Gandrung harus memakai kostum berupa mahkota (Omprog), gelang-gelang, kilat bahu yang ditaburi monte, penutup dada atau ilat-ilat, sebuah kain dan sepasang selendang, sebuah sampur, dan sebuah sintir;
6.Harus masih gadis atau perawan;
7.Harus mampu menari dan menyanyi, karena pekerjaan Gandrung disebut sebagai monoplay (bermain apa saja tetapi seorang diri)
Urutan atau fase pementasan tari Gandrung terdiri dari beberapa bagian antara lain.
1. Bagian Jejer
2. Bagian Gandrung
3. Bagian Seblang
          Urutan pementasan dalam tari Gandrung tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jejer
Bagian Jejer, merupakan bagian tarian Gandrung untuk mengawali pertunjukan.Dalam  mengawali pertunjukan ini biasanya dengan memakai lagu dan gending-gendingjejer, yakni gending-gending atau nyanyian yang berupa puisi dan mengandung arti ucapan terima kasih, selamat datang, selamat bersyukur, selamat berpesta serta selamat datang para tamu dan penonton.
Pada bagian jejer ini membuat banyak orang yang menonton menjadi terpukau akan gaya yang begitu sangat lincahnya, serta


menarik untuk di hayati dalam penampilannya. Sehingga dalam hal ini biasanya untuk menarik para penonton agar menjadi enggan untuk meninggalkan tempat duduknya karena untuk menikmati atau mengahayati gaya penampilan serta senyuman yang dilemparkan olehpenari Gandrung untuk menmikat para penonton. Namun bagian jejer ini dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, hanya ± 10 menit saja. Dengan kata lain jejer, merupakan tarian pembuka untuk mengawali suatu pertunjukan tari Gandrung.
2. Gandrung.
Bagian Gandrung, dilakukan setelah usai jejer, sementara itu penari berada di tempat para penabuh gamelan musik pengiring (yaga), sambil menyanyikan beberapa lagu untuk memberi semangat para tamu.Tak lama kemudian muncul penari pria yang oleh masyarakat Banyuwangi penari pria itu dinamakan tukang gendong, atau yang mengatur jalannya pementasan, agar para tamu pria dalam melakukan tarian tidak berebut saling mendahului menari dengan Gandrungnya.Caranya tukang gendong tersebut menari bersama penari Gandrung, kemudian turun ketempat para tamu yang hendak menari, sehingga tamu yang didatangi tersebut yang mendapat “giliran” menari dengan penari Gandrung.
Dalam hal ini biasanya seorang gendong dalam melakukan aktivitasnya dengan menari sambil membawa baki yang berisi sampur berjumlah 4 (buah) kemudian ditawarkan kepada para tamu yang datang pada malam itu. Yang berarti mereka yang mendapat giliran menari adalah 4 (empat) orang, mereka yang mendapat giliran menari dengan gadrung tersebut dinamakan “pemaju” kegiatan tukang gendong tersebut dilakukan hingga semalam suntuk hingga menjelang pagi sampai para tamu habis. Kemudian dilanjutkan dengan seblangan.
3. Seblang
Bagian seblang ini, merupakan bagian akhir dari pertunjukan tari Gandrung.Hal ini dilakukan menjelang pagi hari, yakni pada waktu fajar menyingsing (menjelang subuh), kemudian penari Gandrung menghentikan tariannya sejenak dari suasana meriah tadi.Penari Gandrung duduk diantara pengiringnya, sambil menyanyikan gending-gending yang bersifat sakral.Hal ini menunjukkan bahwa asal mula Gandrung sebenarnya adalah tari seblang.






0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda