Gandrung Banyuwangi2
Pencipta Gandrung
Tidak
diketahui siapa pencipta tari Gandrung ini tapi pelopor adanya tari Gandrung
adalah Semi.Semi menjadi
pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973).Ibu Semi (Nyi
Midah) nazar jika Semi sembuh dari sakitnya maka ia akan dijadikan penari
Seblang. Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga
setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung
Diantara kesenian khas Jawa Timur ada satu lagi tari tradisional yang penuh nuansa mistis.Ternyata tidak cuma Reog Ponorogo yang dalam pagelarannya harus menggerahkan kekuatan gaib.Termasuk tarian Gandrung asal Banyuwangi.Konon para penarinya terikat oleh aturan magis.
Dibalik
gemerlap pagelaran tari Gandrung yang dibawakan wanita-wanita bertubuh sintal
dan langsing, ada prosesi magis yang harus dilakukan oleh setiap penari sebelum memulai
pertunjukan. Ritual khusus bernuansa magis itu sebagai persiapan penari agar
dapat tampil menarik dan simpatik.Sebab, penari Gandrung bukan sekedar ingin
dapat memuaskan penonton, di samping itu juga berharap dapat uang tip dari
orang-orang yang simpati padanya.
Ada
beberapa persyaratan khusus bagi seorang penari Gandrung sebelum naik ke
pentas. Pertama, adalah dalam soal merias, sang penari harus melakukannya
sendiri tanpa bantuan petugas rias. Karena itu sebagai syarat utama seorang
penari Gandrung yang sudah profesional, dia harus bisa menata diri sendiri,
terutama memoles wajah agar dapat tampil sedemikian menarik.
Alat
make-up yang digunakan tidak sembarangan, sebelum digunakan harus diberi
mantera agar dapat membuat penari lebih percaya diri saat berada di atas
panggung, dan penonton yang melihatnya akan terpesona setelah melihat wajah si
penari. Prosesi ini memang cukupmemakan waktu, di samping persiapan khusus yang
harus dilakukan para penari.
Kadang dari
persiapan ini saja, rombongan penari sebelum tampil harus merogoh kocek hingga
ratusan ribu hanya untuk bisa tampil memukau penonton.Sebab selain itu masih
ada persyaratan lainnya, yakni disediakannya sesaji yang terdiri dari kelapa,
pisang, beras, gula, ayam dan alat kinang lengkap. Semua perlengkapan tersebut
kemudian diletakkan di kamar penari rias dan tempat yang tidak jauh dari penabuh gong.
Tata cara
persiapan lainnya, penari saat akan mengenakan kuluk (mahkota) maka terlebih
dahulu membaca sebuah mantera sesuai dengan keinginannya. Itu dengan pantangan
kuluk yang sudah dipakai tidak boleh dilepaskan hingga pementasan berakhir.
Mitos cara
mengenakan kuluk tersebut sangat disakralkan lantaran berkaitan langsung dengan
kejadian yang akan menimpa penari. Karena itu kuluk harus dirawat dengan benar
dan diletakkan di tempat yang aman. Sebab, jika ada kejadian seperti kuluk
terjatuh atau terlepas sebelum pagelaran berakhir akan berakibat pada penari
yang mengalami musibah.
Paling
tidak selama menjadi penari dalam satu pagelaran penari Gandrung harus siap
selama 24 jam penuh.Pasalnya, rangkaian dari ritual mulai dari prosesi
persiapan hingga akhir pagelaran mereka tidak boleh melepas pakaian khasnya
sebelum dibacakan mantera dari “guru” atau orang yang dianggapnya lebih pintar.
Karena itu
untuk menjaga agar selama pagelaran penari tidak terganggu oleh urusan lain,
semisalkan ingin buang hajat atau dirasuki rasa kantuk, mereka biasanya sudah
memiliki amalan masing-masing yang diberikan oleh gurunya. Amalan tersebut akan
dibaca sebelum penari naik ke pentas dan sesudah pertunjukan..Selain penari, di dalam pagelaran harus ada alat musikpengiring tarian yang
terdiri dari;
Gendang :Terdiri dari sebuah atau dua buah kendang dengan seorang
pemukul kendang. Peralatan kendang semacam peralatan pokok yang mampu menyatu
ritme serta tempo penampilanya di samping memberikan keharmonisan penari itu
sendiri dengan seorang pengendang.
Kenong :Dengan
penabuh yang biasa disebut kethuk. Penampilan kethuk ini menambah manisnya
irama gending yang dibawakannya.
Kluncing :Seorang
penabuh kluncing mempunyai peran rangkap. Di samping penabuh peralatan juga
berfungsi sebagai pengundang atau pembimbing Gandrung dalam penampilannya.
Gong :Seorang penabuh gong dan kempul sebagai pemanis suara
indah pada akhir suatu gending. Kelima peralatan musik Gandrung itu merupakan
suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Satu peralatan saja yang tidak
ditemui dalam penyajiannya, bukan lagi Gandrung namanya, ciri khas
ketradisionalannya menjadi hilang. Karena itu empatalat musik tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh .
Selain diatas, sebuah kesenian bisa
disebut Gandrung apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1.Ada dua, tiga atau empat penari yang sekaligus penyanyi Gandrung
(untuk saat sekarang), jika dulu cukup seorang saja;
2.Grup itu harus memahami pakem (aturan baku) berupa Jejer, Paju, dan Seblang-seblang;
3.Seorang Gandrung harus memakai kostum berupa mahkota (Omprog), gelang-gelang, kilat bahu yang ditaburi monte, penutup dada atau ilat-ilat, sebuah kain dan sepasang selendang, sebuah sampur, dan sebuah sintir;
6.Harus masih gadis atau perawan;
7.Harus mampu menari dan menyanyi, karena pekerjaan Gandrung disebut sebagai monoplay (bermain apa saja tetapi seorang diri)
2.Grup itu harus memahami pakem (aturan baku) berupa Jejer, Paju, dan Seblang-seblang;
3.Seorang Gandrung harus memakai kostum berupa mahkota (Omprog), gelang-gelang, kilat bahu yang ditaburi monte, penutup dada atau ilat-ilat, sebuah kain dan sepasang selendang, sebuah sampur, dan sebuah sintir;
6.Harus masih gadis atau perawan;
7.Harus mampu menari dan menyanyi, karena pekerjaan Gandrung disebut sebagai monoplay (bermain apa saja tetapi seorang diri)
Urutan atau fase
pementasan tari Gandrung terdiri dari beberapa bagian antara lain.
1. Bagian Jejer
2. Bagian Gandrung
3. Bagian Seblang
Urutan
pementasan dalam tari Gandrung tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jejer
Bagian
Jejer, merupakan bagian tarian Gandrung untuk mengawali pertunjukan.Dalam mengawali pertunjukan ini biasanya dengan
memakai lagu dan gending-gendingjejer,
yakni gending-gending atau nyanyian yang berupa puisi dan mengandung arti
ucapan terima kasih, selamat datang, selamat bersyukur, selamat berpesta serta
selamat datang para tamu dan penonton.
Pada
bagian jejer ini membuat banyak orang
yang menonton menjadi terpukau akan gaya yang begitu sangat lincahnya, serta
menarik untuk di
hayati dalam penampilannya. Sehingga dalam hal ini biasanya untuk menarik para
penonton agar menjadi enggan untuk meninggalkan tempat duduknya karena untuk
menikmati atau mengahayati gaya penampilan serta senyuman yang dilemparkan
olehpenari Gandrung untuk menmikat para penonton. Namun bagian jejer ini dilakukan dalam waktu yang
tidak terlalu lama, hanya ± 10 menit saja.
Dengan kata lain jejer, merupakan tarian pembuka untuk mengawali suatu
pertunjukan tari Gandrung.
2. Gandrung.
Bagian Gandrung,
dilakukan setelah usai jejer,
sementara itu penari berada di tempat para penabuh gamelan musik pengiring (yaga), sambil menyanyikan beberapa lagu
untuk memberi semangat para tamu.Tak lama kemudian muncul penari pria yang oleh
masyarakat Banyuwangi penari pria itu dinamakan tukang gendong, atau yang mengatur
jalannya pementasan, agar para tamu pria dalam melakukan tarian tidak berebut
saling mendahului menari dengan Gandrungnya.Caranya tukang gendong tersebut
menari bersama penari Gandrung, kemudian turun ketempat para tamu yang hendak
menari, sehingga tamu yang didatangi tersebut yang mendapat “giliran” menari
dengan penari Gandrung.
Dalam
hal ini biasanya seorang gendong dalam melakukan aktivitasnya dengan menari
sambil membawa baki yang berisi sampur berjumlah 4 (buah) kemudian ditawarkan
kepada para tamu yang datang pada malam itu. Yang berarti mereka yang mendapat
giliran menari adalah 4 (empat) orang, mereka yang mendapat giliran menari
dengan gadrung tersebut dinamakan “pemaju”
kegiatan tukang gendong tersebut dilakukan hingga semalam suntuk hingga
menjelang pagi sampai para tamu habis. Kemudian dilanjutkan dengan seblangan.
3. Seblang
Bagian seblang ini,
merupakan bagian akhir dari pertunjukan tari Gandrung.Hal ini dilakukan
menjelang pagi hari, yakni pada waktu fajar menyingsing (menjelang subuh),
kemudian penari Gandrung menghentikan tariannya sejenak dari suasana meriah
tadi.Penari Gandrung duduk diantara pengiringnya, sambil menyanyikan
gending-gending yang bersifat sakral.Hal ini menunjukkan bahwa asal mula Gandrung
sebenarnya adalah tari seblang.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda